Sejarah Jepang - Periode Heian

Sejarah Jepang - Periode Heian
Lukisan tentang kehidupan pada periode Heian
Bagi orang Jepang sejarah mereka sering kali berfokus pada masa Periode Tokugawa, dimana Ninja dan Samurai tidak dapat lepas darinya. Akan tetapi budaya Jepang awal mulai terbentuk terutama pada periode Heian, yang berlangsung antara 794 hingga 1185 Masehi.

Berbicara mengenai periode Heian maka tidak dapat lepas dari "budaya", dan berbicara mengenai budaya maka akan membicarakan mengenai seni, terutama yang berhubungan dengan sastra. Untuk postingan kali ini saya akan fokus ke budaya, untuk bagian politik dan ekonomi akan saya tulis di postingan berikutnya.

Pada masa Periode Heian, memiliki budaya yang berkaitan dengan para bangsawan, dan itupun hanya berfukus pada bangsawan kelas atas. Kita dapat mengetahui banyak tentang sejarah Jepang pada masa ini, karena bangsawan elit menuliskan banyak catatan tentang mereka. Terutama tentang dirinya dan hal yang menarik bagi mereka.Salah satu alasan mengapa kita dapat mempelajari banyak sejarah pada Periode Heian, adalah berkat Novel besar pertama Jepang berjudul "The Tale of Genji" karya Murasaki Shikibu.
Sejarah Jepang - Periode Heian
The Tale of Genji Karya Murasaki Shikibu
Seorang Sejarawan, James Murdoch mengatakan bahwa para bangsawan digambarkan sebagai orang yang serakah, tidak menghargai orang, dan menyukai barang-barang mewah, beberapa bahkan melakukan pesta yang terlalu berlebihan. Beberapa dukumen sejarah mengatakan tentang bangsawan periode Heian, sangat menyukai segala sesuatu yang berasal dari Cina.

Para orang Cina yang datang ke Jepang menganggap orang pribumi sebagai orang terbelakang atau primtif, dan tidak beradab. Hal ini dapat dimaklumi karena Jepang pada abadu ke10 sangat mengagumi Dinasti Tang di Cina yang masa kejayaannya berlangsung beberapa abad. Hal ini pun memepengaruhi beberapa paham Jepang, terutama mengenai Buddhisme Cina, serta mempraktekkannya di dalam negeri. Salah satu hal yang paling menarik di Jepang selama periode Heian, yaitu sikap keseluruhan bangsawan yang khas akan kemegahan upacara dan ritual dengan pengaruh dari ajaran Buddha. Sedikit mirip dengan pengaruh Hindu-Budha di Indonesia.

Pada masa keemasan Heian, ibukotanya memliki populasi penduduk kurang lebih 100.000 jiwa. Hal ini bahkan melebihi jumlah populasi kota-kota besar di Eropa. Namun, kita tidak tahu apakah kota ini hancur karena gempa, kebakaran, perang, atau mungkin direnovasi dan dipindahkan. Tapi bangsawan periode Heian, memilki sistem hirarki yang ketat. Menurut buku Tale of Genji, sistem ini memilki 30 tingkatan, dimana 4 tingkat teratas diperuntukkan bagi pangeran dan 3 darinya mendapatkan hak "kugjó", dimana mereka menikmati hak istimewa yang penting, seperti tempat dalam pemerintahan dan pajak dari sawah. Anggota lapisan atas, menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah tinggi, memakai pakaian yang megah, dan apabila mereka melakukan kejahatan maka hanya akan mendapat hukuman yang ringan. Aturan-aturan itu begitu kuat, hingga mereka dapat melakukan apapun yang mereka inginkan. Tiga kelas teratas juga diizinkan untuk menggunakan kipas dengan 25 lipatan. Ivan Moris mengatakan, seluruh kelas hirarki ini, memiliki jumlah yang kurang dari 10% populasinya, dimana tingkat tertinggi hanya dimiliki anggota bangsawan dan kerabatnya. Dan mereka terlalu sensitif dengan tingkat sosial mereka.

Para bangsawan pada periode Heian, juga menyukai permainan, terutama "Go" yang sangat populer pada saat itu. Dan ada pula permainan untuk merayakan tahun baru bernama "18 hari: Kompetisi Memanah" yang diikuti para petugas istana di hadapan Raja diikutu dengan jamuan dan tarian, serta pemenang akan mendapatkan hadiah.

Sejarah Jepang - Periode Heian
Ilustrai "Go"
Periode Heian, setidaknya dalam hal budaya di dominasi oleh kaum perempuan. Setidaknya yang dapat kita pelajari dari Murasaki Shikibu dan Sei Šónagon, yaitu perempuan pada periode Heian sangat terobsesi dengan penampilannya, terutama pada gaya pakaiannya yang berat dan rumit. Kaum perempuan memilki ciri khas seperti, rambut hitam panjang hingga menyentuh tanah, memakai bedak yang tebal, hingga gigi berwarna hitam, namun hal ini hanya berlaku pada perempuan kelas atas. Hukum juga melindungi mereka dari kekerasan fisik, atau lebih tepatnya ia melarang suami memukul istrinya. Semua wanita kelas atas dapat baca tulis dan memiliki pengetahuan budaya seperti musik, puisi, dan kaligrafi sehingga menarik bagi kaum laki-laki.

Sejarah Jepang - Periode Heian
Contoh Perempuan Periode Heian
Hal yang menarik dari kaum perempuan pada periode Heian, adalah bagaimana merekalah yang menuliskan sejarah yang dapat kita pelajari. Dimana hal ini cukup langka dalam penulisan sejarah di berbagai dunia pada masa itu.

Terima kasih telah membaca postingan pertama saya.

Share this

Related Posts

First