Mengenal Sejarah Romawi Kuno

Mengenal Sejarah Romawi Kuno - Pondasi Sejarah
Mengenal Sejarah Romawi Kuno
Dimulai sejak abad kedelapan SM, Romawi kuno tumbuh dari sebuah kota kecil di pusat Italia (Tiber River), menjadi sebuah Kekaisaran yang pada masa jayanya mencakup sebagian besar benua Eropa, Inggris, sebagian Asia Barat, Afrika Utara dan pulau-pulau Mediterania. Diantara banyaknya warisan dari dominasi Romawi adalah melausnya penggunaan bahasa Romantis (Italia, Perancis, Spanyol, Portugis, dan Rumania) asal dari bahasa latin, alfabet barat modern, kalender, dan agama Kristen sebagai agama dengan penganut terbanyak di dunia. Setelah 450 lamanya berdiri sebagai negara Republik, Romawi berubah menjadi Kerajaan dibangun dari jatuh bangunnya Julius Caesar di awal abad SM. Pemerintahan yang panjang dan penuh dengan kemenagan Kaisar pertama, Augustus, dimulailah zaman keemasan yang mendatangkan perdamaian dan kemakmuran; Sebaliknya, kemunduran dan jatuhnya kekaisaran pada abad ke lima Masehi merupakan salah satu bagian paling dramatis dalam sejarah peradaban manusia.

Asal-Usul Romawi

Berdasarkan legenda, Roma didirikan oleh Romulus dan Remus, anak kembar dari Mars, dewa perang. Meninggalkannya tenggelam dalam keranjang di sungai Tiber oleh seorang raja terdekat Alba Longa dan diselamatkan oleh serigala betina, si kembar tetap hidup utuk membunuh raja itu dan membagun kota mereka sendiri di tepi sungai Tiber pada 753 SM. Setelah membunuh kembarannya, Romulus menjadi raja pertama Roma, yang merupakan nama dirinya. Sebuah garis Sabine, Latin dan Etruscan (Sebelum peradaban Italia).
Info:
Empat dekade setelah Konstantinopel membuat agama resmi Kristen Roma. Kaisar Julian, dikenal sebagai murtad - mencoba menghidupkan kembali agama Pagan dan kuil-kuil dari masa lalu, tetapi proses tersebut terbalik setelah kematiannya, dan Julian merupakan Kaisar Pagan terakhir Roma.
Era Roma sebagai negara Monarki berakhir pada 509 SM, dengan menggulingkan Raja ketujuh, Lucius Tarquinius Superbus, yang oleh para sejarawan digambarkan sebagai raja yang kejam dan tirani, dibandingkan dengan raja sebelumnya yang baik hati. Sebuah pemberontakan yang populer dikatakan telah mucul akibat pemerkosaan terhadap Bangsawan baik, Lucretia, oleh putra raja. Apapun penyebab sebenarnya, Roma berubah dari Monarki menjadi Republik, sebuah kata yang berasal dari res publica, atau "Milik Rakyat".

Awal Republik

Kekuatan Raja dilewatkan pada dua hakim terpilih setiap tahun yang disebut konsul; mereka juga menjabat sebagai Komandan Kepala tentara. Para hakim, meskipun dipilih oleh rakyat, yang sebagian besar diambil dari Senat, tapi telah di dominasi oleh bangsawan, atau keturunan para senator asli dari masa Romulus. Politik di awal Republik ditandai dengan perjuangan panjang antara bangsawan dan kaum plebeian (rakyat biasa), yang akhirnya mendapatkan kekuatan politik melalui tahun konsensi dari bangsawan, termasuk badan politik mereka sendiri, tribun, dan undang-undang hak veto.

Pada 450 SM, kode hukum Romawi pertama terrtulis pada 12 tabel perunggu yang terkenal sebagai Dua Belas Tabel - dan ditampilkan secara umum di Forum Roma. Hukum-hukum ini termasuk maslah prosedur hukum, hak-hak sipil, serta hak milik dan memberikan dasar untuk semua hukum di masa depan Romawi. Sekitar abad 300 SM, kekuatan nyata politik di Roma terpusat pada Senat, yang pada saat itu hanya mencakup anggota bangsawan dan keluarga kaya dari rakyat bisa.

Ekspansi Militer

Selama awal Republik, Romawi telah tumbuh semakin besar dalam ukuran dan kekuatan. Meskipun Galia sempat menjarah dan membakar Roma pada 390 SM, Romawi bangkit kembali dibawah kepemimpinan pahlawan militer Camillus, membuat Roma dapat mengontrol penuh seluruh semenanjung Italia pada 264 SM. Roma kemudian berjuang dalam serangkaian perang yang terkenal seperti Perang Punisia dengan Carthege, Sebuah negara kota yang kuat di Afrika Utara. Dua perang pertama berakhir dengan Roma mengontrol penuh Sisilia, bagian barat Mediterania, dan sebagian besar Spanyol. Dalam Perang Punisia Ketiga (149-146 SM), Romawi berhasil menguasai dan menghancurkan kota Carthage, serta menjual penduduknya sebagai budak, membuat bagain utara Afrika sebagai provinsi dari Romawi. Pada saat yang sama, Romawi menyebarkan pengaruhnya ke timur, mengalahkan Philip V dari Mecedonia di perang Macedonia dan mengubahnya kerajaannya sebagai bagian provinsi yang lain.

Penaklukan Roma membuat pertumbuhan budaya dalam masyarakatnya, sebagaimana Roma mendapatkan keuntungan kontak budaya yang lebih maju seperti Yunani. Literatur Romawi pertama muncul sekitar tahun 240 SM, dengan menerjemahkan Yunani klasik ke dalam bahasa latin; Roma akhirnya banyak mengadopsi seni, filsafat, dan agama dari Yunani.

Perjuangan Internal di Akhir Romawi

Lembaga-lembaga politik di Roma mulai runtuh karena beban semakin berat seiring tumbuhnya Roma, mengantarkan pada era kekacauan internal dan kekerasan.

Sejarah Jepang - Periode Asuka dan Nara (Part 2)

Sejarah Jepang - Periode Asuka dan Nara (Part 2)
Sejarah Jepang - Periode Asuka dan Nara (Part 2)

Sejarah Jepang - Periode Asuka dan Nara (Part 2)
Denah Kuil Budha
Kompleks kuil Budha di Jepang, diatur dalam beberapa bagian yang telah ditentukan. termasuk di dalamnya ruang ibadah utama, atau Kondo (Berarti Golden Hall), dan Pagoda Lima Cerita. Didalam Kondo, terdapat hal yang penting seperti patung dan sejumlah senih yang diawetkan.

Pematung Tori Boshi, membuat patung berdasarkan gaya dari Wei utara, dan mendiring sekolah pematung Tori. Dua karyanya yang masih ada hingga sekarang adalah, Patung Budha Asukadera yang dibuat pada awal abad ke-7, dan Shaka Triad yang merupakan ikon dari Golden Hall kuil Horyuji.

Sejarah Jepang - Periode Asuka dan Nara (Part 2)
Patung Budha Asukadera dan Shaka Triad di Kuil Horyuji
Karya lain yang dapat dilihat dari Tori Style adalah Patung Bodhisattva di Yumedono Hall. Pada periode Hakuho berikutnya, beberapa patung Budha penting menunjukkan dominasinya dari pengaruh Dinasti Tang, seperti yang terlihat dalam patung Budha di Kondo Yakushiji. Seni memahat Dinasti Tang, dipengaruhi oleh India dan wilayah asia lainnya yaitu Silk, seperti pembuatan tiga dimensi dan unsur Realisme. Patung-patung Budha selama Periode Asuka terlihat memilki gaya yang lembut, dan berpose lentur, berbeda dengan Tori style yang kaku.

Selama Periode Nara, patung Budha menjadi semakin realistis, salah satunya dapat dilihat dalam pembangunan kuil Todai-ji. Fukukenjaku, merupakan patung yang paling mengesankan dari periode Nara, dengan lapisan emasnya dan dibangun atas arahan Kuninaka Kimimaro.

Sejarah Jepang - Periode Asuka dan Nara (Part 2)
Kuil Todai-ji di Periode Nara
Sejarah Jepang - Periode Asuka dan Nara (Part 2)
Patung Shukongojin
Pada patung Shukongojin, merupakan contoh paling bagus dalam penerapan gaya naturalistik pada pertengahan abad ke-8. Memilki tinggi 6 kaki, sebuah sosok jahat yang terbuat dari tanah liat dan diberi warna adalah patung yang digunakan untuk menangkal hal-hal jahat. Patung ini memiliki penampilan yang memakai armor besi Cina, dan mencengkram tombak petir.

Dalam periode Nara akhir, kita dapat melihat pergeseran gaya dari realistis ke arah penggambaran patung Budha yang terlihat bijaksana. Terlihat dari patung Birushana Budha di Todai-ji, yang 10 kaki besarnya dan dilapisi dengan emas.

Sejarah Jepang - Periode Asuka dan Nara (Part 2)
Birushana Budha di Kuil Tondai-ji
Periode Nara berakhir dengan dipindahkannya ibukota kekaisaran ke Heian, meskipun model ibukota masih mengikuti gaya Cina sama seperti Fujiwara dan Heijo.

Sejarah Jepang - Periode Asuka dan Nara (Part 1)

Sejarah Jepang - Periode Asuka dan Nara (Part 1)
Sejarah Periode Asuka dan Nara di Jepang
Selama periode Asuka 538-710 M (atau 592-645 M), ajaran Budha diperkenalkan ke Jepang oleh para negarawan Korea bersamaan dengan segala praktik dari Cina. Hal ini didorong karena pemimpin Jepang yang taat, menyebarkan revolusi besar dalam pemerintahan, etika, dan pendidikan. Agama baru memicu banyaknya kemunculan kuil-kuil Budha yang sangat penting, salah satunya kuil Todaiji Nara. Setelah terjadi perseteruan antar klan, akhirnya klan Yamato mendominasi Jepang. Mereka mendirikan sebuah istana kekaisaran, dengan keluarga kerajaan memerintah di pusat. Aturan mereka membuat keyakinan, bahwa mereka adalah keturunan dewa matahari, Ameterasu yang merupakan dewa tertinggi dalam keyakinan Shinto.

Sejarah Jepang - Periode Asuka dan Nara (Part 1)
Amaterasu, Dewa Matahari dalam ajaran Shinto
Para samurai yang membantu Klan Yamato diberikan posisi dalam pemerintahan, seperti bidang pengadilan. Didalam negri, wilayah Jepang dibagi ke dalam beberapa provinsi, yang di pimpin oleh para bangsawan tingkat tinggi. Walaupun begitu para bangsawan ini justru lebih kuat, karena pendapatan mereka dari hasil pajak tidak tepusat dan justru masuk ke dalam wilayah setiap bangsawan.

Periode ini juga di definisikan dengan adopsi kebudayaan Cina yang sangat cepat, dan mereka melihat pemerintahan Kekaisaran Cina sebagai model struktur pemerintahan baru mereka. Pada tahun 618 M, Dinasti Tang di Cina, dianggap sebagai periode dinasti terbesar dengan berkuasa hampir 300 tahun lamanya. Ibukotanya Chang'an, sering dibandingkan dengan ibukota Roma di Mediterania, dengan akses Sutra, dan pengaruhnya ke negara-negara tetangga. Orang dari berbagai etnis dan budaya sering berkumpul di ibukota membuatnya menjadi pusat budaya.

Jepang bukan hanya negara yang menghormati Dinasti Tang, tetapi mereka juga tertarik dengan bahasa Cina, birokrasi, obat-obatan, feng shui, konfusianisme, dan menulis atau kaligrafi. Pengadaftasian budaya yang sering dilakukan dengan Cina terutama pada bidang, politik, pendidikan, dan etika. Hal ini juga termasuk ke dalam konstitusi pertama Jepang, dengan pengaruh Konfusius. Juga terdapat pengaruh teknologi dalam pembangunan dan pengolahan logam. Selain itu pengetahuan besar akan akan arsitektur dan pembuatan patung juga terpengaruh dari Cina. Teknik baru dalam hal media dan penulisan, menyebabkan peningkatan pada lukisan yang lebih maju, seni dekorasi, musik, sastra, kaligrafi, dan puisi.

Sejarah Jepang - Periode Asuka dan Nara (Part 1)
Pangeran Shotoku (572-622 M)
Sistem pemerintahan kekaisarn Cina adalah pejabat birokrasi, dengan Kaisar sebagai pusatnya. Provinsi dijabat oleh seorang Gubernur dan pejabat diangkat oleh birokrasi. Dan sistem pendapatan daerah provinsi akan kembali ke dalam kas kekaisaran. Butuh waktu hampir satu abad bagi Jepang untuk menerapakan hal ini, dengan kunci reformasi pada Klan Soga atau Soga no Umako (551-626 M) dan Umayado no Oji atau yang lebih dikenal sebagai, Pangeran Shootoku (572-622 M), seorang pangeran dari Kekaisaran pusat. Klan Soga dikatakan merupakan keturunan dari bangsawan Korea Paekche pada abad 5 M. Mereka sangat ambisius, mendapatkan anugerah dari keluarga kerajaan, tetapi tidak mendapatkan pengaruh dalam kekuasan suatu daerah.

Pada tahun 587 M, Pangeran Shotoku dan Klan Soga terlibat pertempuran terbuka melawan orang-orang yang menolak perubahan. Selanjutnya, pada 645 M, Reformasi Taika terjadi mengakibatkan pengaruh para penguasa deerah mulai mendekati Kaisar, dan melayaninya. Dimana penghasilan setiap provinsi akhirnya masuk ke dalam kas kekaisaran. Para pejabat yang menjabat birokrasi baru diambil dari klan bangsawan dan dilatih ke dalam sebuah sekolah di dekat kekaisaran, yang disebut Daifakuro. Mereka diajarkan Konfusianisme Klasik Cina dalam bahasa Cina. Namun, perubahan yang diambil Jepang masih belum sempurna, hingga 794, awal dimulainya Periode Heian.

Sejarah Jepang - Periode Asuka dan Nara (Part 1)
Ibukota pada Periode Asuka
Selama Periode Asuka dan Nara, ibukota Kekaisaran berpindah sebanyak dua kali. Mereka menginginkan ibukota kekaisaran terbaru yang permanen seperti ibukota Kekaisaran Cina, Chang'an. Usaha pertama yang dilakukan terjadi pada, 694 M dengan Fujiwara-kyo di Asuka, yang terlihat rapi dengan istana di pusat yang dikelilingi oleh tembok tanah. Ketika gerbang selatan dibuka maka akan terlihat halaman luas dan selanjutnya ruangan besar di akhir. Di bagian utara merupakan bagian kediaman keluarga kekaisaran. Tempat ini juga didirikan beberapa tempat suci Budha, yang telah ada sebelum kota di bangun, termasuk Asukadera, kuil Budha pertama yang selesai pada 588 M. Model kota tersebut tidak digunakan dalam waktu yang lama, dan di tinggalkan setelah 16 tahun. Beberapa mengatakan bahwa meningkatnya populasi penduduk menyebabkan dibangunnya ibukota baru, 13 mil ke utara, yang di sebut Heijo-kyo. Periode ini dikenal dengan, Periode Nara (710-794 M). Jalan-jalan dibangun dengan lebih besar dan dipisah antar bagian dibandingkan dengan Fujiwara.

Ajaran Budha, yang berasal dari India, menyebar ke Cina melalui perdagangan Sutra, pada abad 1 atau 2 Masehi. Menurut catatan sejarah Cina, ajaran Budha masuk ke Jepang pada 467 M, selama periode Kofun. Namun, secara resmi pengenalan Budha di Jepang terjadi pada 552 M di Nihon Shoki. Sejak abad ke 5, ajaran Budha telah masuk di Cina, dan pengaruhnya meluas hingga ke beberapa Kerajaan Korea. Saat Korea tidak berhasil memperkenalkan ajaran Budha ke Kekaisaran Jepang, mereka mencoba menarik minat Soga no Umaka dan Pangeran Shotoku. Ketika mereka menguasai pemerintahan, Ajaran Budha memiliki posisi yang penting. Walaupun penyebarannya lambat, Budha diakui secara resmi sebagai agama negara, sehingga pembangunan kuil-kuil Budha banyak dilakukan. Pangeran Shotoku sendiri, banyak membuat kuil di daerah Asuka, termasuk Horyu-ji yang tetap ada dari abad ke 7 hingga saat ini.

Lanjut ke Part 2

Sejarah Dinasti-Dinasti di Cina

Sejarah Dinasti-Dinasti di Cina
Salah satu bukti kebesaran Dinasti di Cina
Cina merupakan negara besar, dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Kita juga dapat melihat bagaimana Cina membangun kekuatan ekonominya dengan begitu cepat, hingga mampu menyaingi Amerika Serikat, dan pengaruhnya juga kuat terutama di negara-negara Asia.

Berbicara mengenai sejarah Cina, seakan tiada habisnya, seperti: Periode Negara Perang, Tiga Kerajaan, dan banyak lainnya. Dalam sejarahnya Cina merupakan negara pertama yang memiliki sistem pemerintahan terpusat dimana setiap bagian dari birokrat melaksanakan berdasarkan keinginan pemerintah pusat tersebut. Dimana hal ini telah berlangsung hampir 2000 tahun lamanya, antara 150 SM hingga 1911 M. Cina juga dianggap sebagai bangsa pertama yang menulis tentang sejarah, yang dapat disebut dengan "Shujing" atau Sejarah Klasik. Dengan kebiasan orang Cina yang suka menuliskan sejarah mereka, memudahkan kita mempelajari masa lalu mereka.

Sejarah Dinasti-Dinasti di Cina
Ratu Wu Zetian
Sejarah Cina akan lebih mudah di pelajari bila kita membaginya dalam bebrapa periode yang disebut "Dinasti". Seorang raja yang memerintah sebuah dinasti dan orang-orang Cina, biasa disebut dengan Kaisar. Ada hal menarik juga dimana tidak hanya hanya raja yang pernah memimpin Cina, tapi juga ada beberapa permaisuri atau ratu yang pernah memerintah Cina. Sepanjang sejarah Cina, terdapat satu permaisuri yang sangat penting, yaitu Ratu Wu. Dimana Ratu Wu, telah memerintah Cina selama 20 tahun, dan mendirikan dinastinya sendiri, Dinasti Wu pada 705 M. Sebuah Dinasti dapat mengalami kehancura karena beberapa alasan, seperti: seorang Kaisar yang memiliki banyak selir dan memiliki anak yang banyak dapat menyebabkan konflik, karena beberapa anak menginginkan kekuasaan. Dinasti juga dapat runtuh akibat pemberontakan ataupun perang.

Sejarah Dinasti-Dinasti di Cina
Timline Waktu Dinasti Cina
Banyak Dinasti telah berdiri di Cina, terdapat bebarapa yang masih belum jelas kebenarannya, seperti Dinasti Xia, dan dinasti pertama di Cina adalah Dinasti Shang (1600-1046 SM). Dalam sejarahnya Dinasti Shang di gulingkan oleh Zhou (1046-771 SM) dan masuk kedalam kekacauan yang dinamakan "Periode Negara Perang (475-221 SM)" dan membagi Cina ke dalam 7 kerajaan. Periode Negara Perang berakhir dengan Kaisar Qin (221-206 SM) yang menyatukan Cina. Dinasti Qin mampu menaklukkan kekuasaan atas sebagian besar kerajaan yang terus bertikai, namun Qin kemudian digantikan oleh Dinasti Han (206 SM-220 M), yang banyak mengatur pola sebagian besar sejarah Cina. Dinasti Han terus berkuasa selama 400 tahun lamanya dan kemudian Cina jatuh lagi ke dalam kekacauan politik atau masa "Tiga Kerajaan", dimana tidak ada dinasti yang memerintah seluruh Cina. Setelah kekacauan berakhir, munculah Dinasti Sui (581-618 M), yang dengan cepat digantikan oleh Dinasti Tang (618-907 M), yang kemudian digantikan setelah masa singkat tanpa dinasti oleh, Dinasti Song (960-1271 M). Perdagang maju pesat pada masa Dinasti Song, namun kemudian digantikan lagi oleh, Dinasti Yuan (1271-1368 M) yang merupakan orang Mongol.

Dinasti Yuan, mengalami pemberontakan dan memunculkan dinasti baru, Dinasti Ming (1368-1644 M). Dinasti Ming membangun Tembok Besar Cina untuk menghadang orang utara, namun tidak menyelamatkan mereka jatuh ke tangan Manchu, yang mendirikan Dinasti Qing (1644-1911 M). Dinasti Qing merupakan dinasti terakhir Cina karena pada 1911 terjadi pemberontakan dan pengaruh dari Amerika Serikat, Rusia, dan Perancis yang menandakan berakhirnya Dinasti di Cina.

Sejarah Jepang - Pertempuran Okehazama (Sengoku Jidai)

Sejarah Jepang - Pertempuran Okehazama (Sengoku Jidai)
Bebagai Klan pada era Sengoku Jidai
Era Sengoku Jidai, dimana kebanyakan kita berpikir tentang ideologi pengorbanan diri Samurai, era peperangan dimana para tuan tanah/Daimyo saling berperang dan era dimana sebuah klan dapat bangkit maupun hancur dalam satu hari, dimana seorang petani pun dapat menjadi jendral perang. Banyak nama terkenal pada era ini seperti: Miyamoto Musashi, Oda Nobunaga, Hattori Hanzo, dan Ieyasu Tokugawa, nama-nama yang terkenal hingga saat ini, terutama di Indonesia dimana banyak media seperti film, manga, anime, dan media lainnya dapat kita akses dengan mudah.

Pada tahun 1467, beberapa dekade sebelum Columbus menemukan Amerika, 15 tahun setelah jatuhnya Konstatinopel pada Islam, di Jepang meletus perang besar yang mempengaruhi keseluruhan Jepang. Dimulai dengan sengketa antara dua klan besar antara klan Osagawa dan klan Yamana. Dengan cepat hal itu menjadi diluar kendali, menghancurkan kedua klan dan membawa Jepang ke perpecahan berbagai Daimyo yang memegang kuasa atas dearah masing-masing. Dimana perang mempertahankan hegemoni para Daimyo berlangsung hingga seratus tahun lamanya.

Sejarah Jepang - Pertempuran Okehazama (Sengoku Jidai)
Lambang Klan Matsudaria
Tapi kita akan fokus pada tahun 1548 ke wilayah Mikawa, dimana rumah utama klan Matsudaira berada. Kyoto, yang pada saat itu merupakan ibu kota Jepang dan rumah dari Shogun. Dalam sebuah teori dikatan siapa yang lebih dekat dari wilayah Shogun, dapat mengendalikan pemerintahan yaitu Mikawa. Selain itu terdapat dua klan besar dan lebih kuat lainnya: klan Oda di barat dan Klan Imigawa di Timur, hanya masalah waktu sampai salah satu dari 2 klan tersebut menyerang Matsudaira. Dan pada 1548, Oda menyerang, memaksa Matsudaira mundur dan meminta bantuan ke Imagawa. Tapi tentu saja hal itu dengan persyaratan, dimana Matsudaria harus menyerahkan anak sulungnya sebagai tawanan. Namun, klan Oda menyadarinya dan menculik anak sulung Matsudaria yang sedang dalam perjalanan ke Imagawa, memaksa Matsudaria untuk memutuskan aliansi dengan Imagawa bila anaknya ingin selamat.

Tahun berlalu dengan meninggalnya pemimpin klan Oda, memberi kesempatan pada Imagawa untuk menyerang klan Oda yang kebingungan. Klan Oda yang terpojok kemudian mengembalikan anak Matsudaria. Setelah Matsudaria meninggal, anaknya menggantikan posisi pemimpin klan Mikawa dan melakukan aliansi yang baik dengan klan Imigawa. Aliansi tersebut kemudian menyerang wilayah Klan Oda, hingga menyudutkan mereka ke benteng terakhir Klan Oda.

Sejarah Jepang - Pertempuran Okehazama (Sengoku Jidai)
Potret diri Oda Nobunga, yang dibuat Jesuit painter Giovanni Niccolò, 1583–1590.
Disinilah taktik cerdik dari pemimpin Klan Oda saat itu, Oda Nobunaga yang saat itu berusia 26 tahun. Para dewan menyarankan mereka untuk bersembunyi atau menyerahkan benteng tersebut, tapi Oda Nobunaga mengatakan:

"Apakah kau akan menghabiskan seluruh hidupmu dengan berdoa untuk hidup yang panjang?. Kita dilahirkan untuk mati. Siapa yang akan ikut denganku pada perang esok pagi. sisanya dapat menuggu dan melihatku sebagai pemenang".

Oda kemudian mengobarkan semangat pasukanya, serta memanfaatkan waktu untuk mengumpulkan 2500 orang yang berani mati, dimana pada saat itu jumlah pasukan Imagawa 10 kali lebih banyak. Dia kemudian mengirimkan 500 prajuritnya untuk menuju sebuah bukit sebagai pengalihan, dimana mereka menegakkan bendera klan yang banyak, seakan kekuatan besar utama Oda berada disana. Tapi bukan hanya itu, Oda juga mempunyai rencana lain dimana dia dapat mendekati Imigawa tanpa dicurigai. Ia memimpin pasukannya melewati jalan setapak saat hujan badai besar, dan pada saat itu para prajurit Imigawa sedang berlindung di dalam tenda sambil minum-minum menunggu hujan reda. Dan ketika hujan reda, pasukan Oda menyerang, membantai para pasukan Imagawa, bahkan Tuan Imagawa pun tak menyadarinya, mengangap hal itu hanya keributan yang dibuat oleh para petani, dan ia pun tewas ketika salah satu pasukan Oda memasuki tendanya dan membunuhnya.

Sejarah Jepang - Pertempuran Okehazama (Sengoku Jidai)
Tokugawa Ieyasu atau Matsudaira Hirodata
Banyak pasukan yang kembali ke Imagawa, sebagian meminta tolong pada Matsudaira. Tapi Matsudaira yang cerdik melihat arah angin, dimana ia melihat tidak ada harapan lagi pada Klan Imigawa, dan akhirnya berbalik bekerjasama dengan Klan Oda. Dimana ia tidak diposisikan sebagai hamba klan Oda, tapi lebih sebagai klan yang saling bekerja sama, Matsudaira muda inilah yang mengikuti petualangan Oda nobunaga, dan kemudian akan dikenal sebagai Tokugawa Ieyasu.

Terima kasih telah membaca.

Sejarah Jepang - Periode Heian

Sejarah Jepang - Periode Heian
Lukisan tentang kehidupan pada periode Heian
Bagi orang Jepang sejarah mereka sering kali berfokus pada masa Periode Tokugawa, dimana Ninja dan Samurai tidak dapat lepas darinya. Akan tetapi budaya Jepang awal mulai terbentuk terutama pada periode Heian, yang berlangsung antara 794 hingga 1185 Masehi.

Berbicara mengenai periode Heian maka tidak dapat lepas dari "budaya", dan berbicara mengenai budaya maka akan membicarakan mengenai seni, terutama yang berhubungan dengan sastra. Untuk postingan kali ini saya akan fokus ke budaya, untuk bagian politik dan ekonomi akan saya tulis di postingan berikutnya.

Pada masa Periode Heian, memiliki budaya yang berkaitan dengan para bangsawan, dan itupun hanya berfukus pada bangsawan kelas atas. Kita dapat mengetahui banyak tentang sejarah Jepang pada masa ini, karena bangsawan elit menuliskan banyak catatan tentang mereka. Terutama tentang dirinya dan hal yang menarik bagi mereka.Salah satu alasan mengapa kita dapat mempelajari banyak sejarah pada Periode Heian, adalah berkat Novel besar pertama Jepang berjudul "The Tale of Genji" karya Murasaki Shikibu.
Sejarah Jepang - Periode Heian
The Tale of Genji Karya Murasaki Shikibu
Seorang Sejarawan, James Murdoch mengatakan bahwa para bangsawan digambarkan sebagai orang yang serakah, tidak menghargai orang, dan menyukai barang-barang mewah, beberapa bahkan melakukan pesta yang terlalu berlebihan. Beberapa dukumen sejarah mengatakan tentang bangsawan periode Heian, sangat menyukai segala sesuatu yang berasal dari Cina.

Para orang Cina yang datang ke Jepang menganggap orang pribumi sebagai orang terbelakang atau primtif, dan tidak beradab. Hal ini dapat dimaklumi karena Jepang pada abadu ke10 sangat mengagumi Dinasti Tang di Cina yang masa kejayaannya berlangsung beberapa abad. Hal ini pun memepengaruhi beberapa paham Jepang, terutama mengenai Buddhisme Cina, serta mempraktekkannya di dalam negeri. Salah satu hal yang paling menarik di Jepang selama periode Heian, yaitu sikap keseluruhan bangsawan yang khas akan kemegahan upacara dan ritual dengan pengaruh dari ajaran Buddha. Sedikit mirip dengan pengaruh Hindu-Budha di Indonesia.

Pada masa keemasan Heian, ibukotanya memliki populasi penduduk kurang lebih 100.000 jiwa. Hal ini bahkan melebihi jumlah populasi kota-kota besar di Eropa. Namun, kita tidak tahu apakah kota ini hancur karena gempa, kebakaran, perang, atau mungkin direnovasi dan dipindahkan. Tapi bangsawan periode Heian, memilki sistem hirarki yang ketat. Menurut buku Tale of Genji, sistem ini memilki 30 tingkatan, dimana 4 tingkat teratas diperuntukkan bagi pangeran dan 3 darinya mendapatkan hak "kugjó", dimana mereka menikmati hak istimewa yang penting, seperti tempat dalam pemerintahan dan pajak dari sawah. Anggota lapisan atas, menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah tinggi, memakai pakaian yang megah, dan apabila mereka melakukan kejahatan maka hanya akan mendapat hukuman yang ringan. Aturan-aturan itu begitu kuat, hingga mereka dapat melakukan apapun yang mereka inginkan. Tiga kelas teratas juga diizinkan untuk menggunakan kipas dengan 25 lipatan. Ivan Moris mengatakan, seluruh kelas hirarki ini, memiliki jumlah yang kurang dari 10% populasinya, dimana tingkat tertinggi hanya dimiliki anggota bangsawan dan kerabatnya. Dan mereka terlalu sensitif dengan tingkat sosial mereka.

Para bangsawan pada periode Heian, juga menyukai permainan, terutama "Go" yang sangat populer pada saat itu. Dan ada pula permainan untuk merayakan tahun baru bernama "18 hari: Kompetisi Memanah" yang diikuti para petugas istana di hadapan Raja diikutu dengan jamuan dan tarian, serta pemenang akan mendapatkan hadiah.

Sejarah Jepang - Periode Heian
Ilustrai "Go"
Periode Heian, setidaknya dalam hal budaya di dominasi oleh kaum perempuan. Setidaknya yang dapat kita pelajari dari Murasaki Shikibu dan Sei Šónagon, yaitu perempuan pada periode Heian sangat terobsesi dengan penampilannya, terutama pada gaya pakaiannya yang berat dan rumit. Kaum perempuan memilki ciri khas seperti, rambut hitam panjang hingga menyentuh tanah, memakai bedak yang tebal, hingga gigi berwarna hitam, namun hal ini hanya berlaku pada perempuan kelas atas. Hukum juga melindungi mereka dari kekerasan fisik, atau lebih tepatnya ia melarang suami memukul istrinya. Semua wanita kelas atas dapat baca tulis dan memiliki pengetahuan budaya seperti musik, puisi, dan kaligrafi sehingga menarik bagi kaum laki-laki.

Sejarah Jepang - Periode Heian
Contoh Perempuan Periode Heian
Hal yang menarik dari kaum perempuan pada periode Heian, adalah bagaimana merekalah yang menuliskan sejarah yang dapat kita pelajari. Dimana hal ini cukup langka dalam penulisan sejarah di berbagai dunia pada masa itu.

Terima kasih telah membaca postingan pertama saya.